Breaking News

Robohnya Majelis Taklim di Ciomas, KH. Achmad Yaudin Sogir: Pemerintah Wajib Hadir, Ibu-Ibu Majelis adalah Penjaga Doa Bangsa

liputan08.com Bogor, 8 September 2025 — Musibah tragis menimpa sebuah majelis taklim di Desa Sukamakmur Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Saptu (6/9/2025, saat kegiatan perayaan Hari Besar Islam (PHBI) tengah berlangsung. Bangunan tempat berlangsungnya pengajian mendadak roboh dan menimbulkan kepanikan, serta duka mendalam bagi warga yang hadir, sebagian besar adalah kaum ibu yang rutin mengikuti kegiatan keagamaan tersebut.

Musibah ini kembali mengingatkan bahwa bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Namun, peristiwa ini juga menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, khususnya pemerintah daerah, terkait kelayakan dan keamanan infrastruktur tempat-tempat ibadah non-formal seperti majelis taklim.

KH. Achmad Yaudin Sogir, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi PKB, menyampaikan keprihatinan dan duka yang mendalam atas musibah tersebut. Ia menekankan pentingnya perhatian serius dari pemerintah daerah terhadap ribuan majelis taklim yang tersebar di wilayah Kabupaten Bogor.

“Majelis taklim bukan hanya tempat pengajian biasa. Ia adalah benteng moral dan spiritual umat. Di Kabupaten Bogor, ada lebih dari 1.000 majelis taklim, dengan kondisi bangunan yang sangat beragam—ada yang sederhana, ada yang mewah, tapi banyak juga yang sangat memprihatinkan,” ujar KH. Achmad Yaudin Sogir, Senin (8/9/2025)

Ia menegaskan bahwa sudah saatnya pemerintah daerah mengalokasikan anggaran hibah khusus yang menyasar langsung ke majelis-majelis taklim yang tidak layak huni, demi menjaga keselamatan jamaah serta keberlanjutan syiar Islam.

“Pemerintah wajib hadir, jangan hanya diam. Wajib hukumnya membantu majelis-majelis taklim ini dengan anggaran hibah yang tepat guna. Jangan dianggap sebelah mata, karena di sanalah ibu-ibu—penjaga doa bangsa—berkumpul dan memohonkan kebaikan untuk negeri ini. Kekuatan negeri ini ada pada doa dan akhlak umatnya,” lanjutnya dengan penuh haru.

Majelis taklim selama ini memang dikenal sebagai pusat pendidikan agama nonformal yang diikuti oleh masyarakat, khususnya kaum ibu, hampir setiap hari. Dari waktu ke waktu, jumlah majelis terus bertambah, menunjukkan antusiasme masyarakat dalam memperdalam ilmu agama.

Namun, bertambahnya jumlah majelis tidak selalu diiringi dengan peningkatan fasilitas dan keamanan bangunan. Hal ini menjadi tanggung jawab moral bagi seluruh pihak, termasuk DPRD dan pemerintah kabupaten, untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan jamaah.

“Kita tidak boleh menunggu musibah untuk bergerak. Ini soal visi keummatan dan keberpihakan terhadap pendidikan akhlak. Jika negara ingin melahirkan generasi toyyibun warobbun ghofur, maka majelis taklim harus dijadikan prioritas dalam kebijakan pembangunan,” pungkas KH. Achmad Yaudin Sogir.

Musibah ini menjadi duka sekaligus peringatan. Sudah waktunya majelis taklim mendapat tempat yang layak, bukan hanya secara fisik, tapi juga dalam agenda dan kebijakan pembangunan daerah. Doa-doa kaum ibu yang selama ini tak pernah putus dari majelis adalah kekuatan tak terlihat yang menopang bangsa.

Tags:

Baca Juga

Rekomendasi lainnya