liputan08.com Bogor – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengungkapkan bahwa setiap tahun terjadi sekitar 1.000 kejadian bencana di Kota Bogor. Karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi seluruh elemen — mulai dari TNI-Polri, BNPB, Basarnas, PMI, BMKG, hingga masyarakat — dalam memperkuat mitigasi dan respon cepat (quick respon) terhadap bencana.
Hal tersebut disampaikan Dedie saat memimpin Apel Siaga Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Mako Polresta Bogor Kota, Jalan Kapten Muslihat, Kecamatan Bogor Tengah, Rabu (5/11/2025).
“Apel ini menjadi momentum untuk memastikan kesiapan personel dan sarana prasarana dalam mencegah serta menanggulangi bencana di wilayah Kota Bogor,” ujar Dedie.
Dedie menjelaskan ada delapan langkah strategis yang perlu diterapkan, antara lain deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana, kesiapan logistik dan personel, pelaksanaan simulasi rutin, peningkatan koordinasi lintas instansi, serta pelaksanaan tugas kemanusiaan dengan empati dan profesionalisme.
Ia juga mengingatkan peringatan BMKG bahwa puncak curah hujan akan terjadi pada November 2025 hingga Januari 2026, dengan potensi hujan ekstrem di atas 135 milimeter.
“Perubahan cuaca akibat pemanasan global memicu banjir lintasan, longsor, dan pohon tumbang. Karena itu, kolaborasi dan semangat gotong royong harus terus dijaga,” tegasnya.
Dari hasil pemetaan, Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat dinilai sebagai wilayah paling rawan bencana, sehingga perlu perhatian khusus dalam mitigasi.
Terkait potensi pohon tumbang, sebanyak 2.100 pohon telah dideteksi, dengan 250 di antaranya berstatus rawan dan 50 memerlukan penanganan khusus. Dedie juga mengimbau masyarakat agar tidak berteduh di bawah pohon saat hujan ekstrem.
Sementara itu, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menuturkan bahwa Indonesia tengah memasuki periode peningkatan curah hujan menuju puncak musim hujan.
Menurutnya, fenomena La Nina lemah masih berlangsung hingga Maret 2026, dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang di beberapa wilayah, termasuk Jawa Barat.
“Meski dampaknya tak terlalu signifikan, curah hujan tinggi tetap perlu diwaspadai, terutama pada November hingga Desember 2025,” ujar Faisal.
BMKG juga memprediksi kondisi curah hujan akan berangsur normal pada Februari–April 2026, setelah melewati periode puncak hujan di awal tahun.
Tags: Dedie A Rachim, Wali Kota Bogor
Baca Juga
-
27 Sep 2025
Kekerasan terhadap Jurnalis Ambarita di Bekasi, PPWI: Ancaman Serius bagi Kebebasan Pers
-
04 Nov 2024
Ibu Ronald Tannur Jadi Tersangka Suap di PN Surabaya, Kejagung Ungkap Kronologi Kasus
-
11 Feb 2025
Kejaksaan dan DPD RI Perkuat Sinergi Penegakan Hukum di Daerah
-
01 Agu 2025
Program INJAK KAKI: Pendataan Langsung untuk Perbaikan Pendidikan di Kabupaten Bogor
-
25 Jan 2025
Libur Panjang tapi Dompet Kosong? Ini 10 Ide Kocak agar Tetap Seru Tanpa Uang!
-
23 Agu 2025
Wartawan Dikeroyok Saat Liputan, PWI Serang Raya Tuntut Penegakan Hukum dan Jaminan Keamanan
Rekomendasi lainnya
-
14 Mei 2025
HUT ke 74 PERSAJA, Jaksa Agung Tegaskan Komitmen Wujudkan Kejaksaan Modern dan Humanis
-
19 Mar 2025
Tragedi Penggerebekan Judi Sabung Ayam di Way Kanan Tiga Polisi Gugur Dugaan Setoran Ilegal Mengemuka
-
22 Nov 2024
Diskominfo Kota Palembang Tukar Pengalaman ke Diskominfo Kabupaten Bogor Untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Informasi Publik
-
24 Jul 2025
Sekda Bogor: Penamaan Rupabumi Harus Jaga Nilai Sejarah dan Kearifan Lokal
-
05 Mei 2025
Jaksa Agung Terima Kunjungan KG Media, Tegaskan Komitmen Bersama Kawal Penegakan Hukum dan Demokrasi
-
16 Des 2024
Kejaksaan Agung Periksa Saksi Terkait Kasus Korupsi Impor Gula



