
liputan08.com Denpasar, 16 September 2025 – Kepolisian Daerah Bali menetapkan 14 orang sebagai tersangka dalam aksi unjuk rasa anarkis yang terjadi di depan Mapolda dan Kantor DPRD Provinsi Bali pada 30 Agustus lalu. Dari jumlah tersebut, 10 tersangka berstatus dewasa dan 4 lainnya masih di bawah umur.
Aksi yang awalnya berlangsung sebagai bentuk protes berubah menjadi kerusuhan. Para tersangka diduga melakukan pengerusakan fasilitas kepolisian, termasuk gedung Mapolda Bali, kantor Ditreskrimsus, serta kendaraan dinas milik Sat Samapta Polresta Denpasar. Mereka juga menjarah peralatan pengendalian massa dan menggasak amunisi gas air mata dari kendaraan operasional Polri.
“Mereka datang dengan membawa bahan berbahaya seperti pertalite dan bom molotov. Ini sudah direncanakan untuk menimbulkan kerusakan besar,” ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol I Gusti Ngurah Satya Putra.(16/9/2025)
Polisi mengungkap bahwa para pelaku membawa bahan berbahaya seperti pertalite dan bom molotov, yang diduga disiapkan untuk membakar fasilitas saat aksi berlangsung. Sebanyak 13 personel Polda Bali mengalami luka serius akibat serangan massa tersebut.
Para tersangka kini dijerat dengan pasal-pasal pidana berat, antara lain:
Pasal 170 KUHP (pengeroyokan dan pengerusakan),
Pasal 363 ayat ke-2e KUHP (pencurian dengan pemberatan),
Pasal 1 ayat 1 UU Darurat No. 12 Tahun 1951 (kepemilikan senjata atau bahan berbahaya yang membahayakan keamanan umum).
Sepuluh tersangka dewasa kini ditahan di Rutan Polda Bali. Sementara itu, empat tersangka anak akan menjalani proses diversi dan asesmen dari Balai Pemasyarakatan (Bapas), sesuai prosedur peradilan anak.
Berikut identitas para tersangka:
Tersangka Dewasa:
1. FI (19), pengemudi ojek online
2. AT (20), mahasiswa
3. MT (25), pengemudi ojek online
4. AS (18), pelajar
5. NR (18), pelajar
6. KM (19), pelajar
7. PB (18), pelajar
8. RI (18), pedagang
9. MR (18), pelajar
10. MF (18), belum bekerja
Tersangka Anak:
1. PY (15), pelajar
2. KW (16), pelajar
3. KA (16), pelajar
4. KL (17), pelajar
Aksi anarkis ini merupakan bagian dari gelombang unjuk rasa nasional yang marak terjadi di berbagai kota pada Agustus hingga September 2025. Pemicu utama demonstrasi termasuk kenaikan tunjangan anggota DPR, tarif pajak bumi dan bangunan, serta ketidakpuasan terhadap penanganan isu ekonomi oleh pemerintah.
“Kami mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua dan guru, untuk lebih waspada terhadap keterlibatan anak-anak dalam aksi massa yang berpotensi ricuh. Jangan biarkan mereka menjadi korban provokasi,” tambah Satya Putra.
Kepolisian mengimbau masyarakat untuk menjaga ketertiban serta mengawasi anak-anak agar tidak mudah terprovokasi dan terlibat dalam tindakan melanggar hukum.
Tags: Anarkis, Bali, Kepolisian Daerah Bali
Baca Juga
-
09 Jul 2025
Rudy Susmanto Buka Latsar CPNS 2025: Jadilah Pelayan Rakyat, Bukan Sekadar Pegawai
-
08 Jul 2025
Tinjau Lokasi Banjir di Jonggol dan Cileungsi, Jaro Ade Soroti Pentingnya Normalisasi Sungai
-
28 Nov 2024
PT Christ Jaya Abadi Gugat PT Alifa Jaya Anugrah atas Dugaan Wanprestasi dan Kerugian Pelanggan
-
08 Mei 2025
Tiga Tersangka Kasus Suap Dinas PUPR Banyuasin Diserahkan ke Jaksa, Termasuk Kadis dan Kabag Humas DPRD Sumsel
-
26 Okt 2024
Danpos Bolakme Sampaikan Duka Cita Mendalam dan Berikan Bantuan kepada Keluarga yang Berduka di Distrik Bolakme
-
02 Nov 2024
Optimalisasi Peran Forum Anak untuk Wujudkan Kabupaten Bogor Layak Anak
Rekomendasi lainnya
-
30 Mar 2025
Ketua DPRD Bogor Sastra Winara Apresiasi Penyerahan Zakat Bupati dan Wakil Bupati Bogor
-
22 Okt 2024
Pemkab Bogor Berkomitmen Jadikan Kabupaten Bogor Destinasi Investasi yang Menarik
-
29 Agu 2025
Korupsi Jahanam di Pelabuhan Sagu-sagu Lukit: Proyek Fiktif, Uang Rp12,5 Miliar Raib Dikendalikan Orang Luar Perusahaan
-
24 Apr 2025
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Soroti Pengelolaan Rest Area Gunung Mas dan Proyek Hotel Sayaga
-
21 Des 2024
Satgas Yonif 641/Bru Bagikan Kasih Natal dan Layanan Kesehatan di Distrik Apalapsili, Yalimo
-
15 Jan 2025
Kejaksaan Agung Tahan Hakim Tinggi Sumatera Selatan dalam Kasus Suap dan Gratifikasi