
Liputan08.com Jakarta – Dalam pengelolaan lahan di Indonesia, sering terjadi kebingungan antara tanah yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan tanah yang dikelola oleh Perum Perhutani. Kedua institusi ini memiliki peran yang berbeda, baik dari segi pengelolaan, peruntukan, hingga status hukumnya.
Tanah yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) adalah tanah yang statusnya ditetapkan sebagai kawasan hutan negara. Kawasan ini meliputi hutan lindung, hutan konservasi, hutan produksi, dan area lain yang ditetapkan sebagai bagian dari kawasan hutan.
Pengelolaan kawasan ini bertujuan untuk:
1.Pelestarian lingkungan hidup, seperti menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem.
2.Pemanfaatan hutan secara berkelanjutan, termasuk untuk produksi kayu dan hasil hutan non-kayu.
3.Konservasi melalui taman nasional dan cagar alam.
Status hukum kawasan ini ditentukan melalui tata ruang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Kawasan tersebut tidak diperuntukkan untuk kepemilikan pribadi, melainkan untuk kepentingan negara dan masyarakat secara luas.
Berbeda dengan KLHK, Perum Perhutani adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang diberikan mandat untuk mengelola kawasan hutan negara di Pulau Jawa dan Madura. Tanah yang dikelola oleh Perhutani memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.Fokus pada produksi: Perhutani mengelola hutan produksi untuk menghasilkan kayu dan produk lainnya.
2.Pengelolaan terbatas: Wilayah kerja Perhutani hanya mencakup Jawa dan Madura, berbeda dengan KLHK yang memiliki cakupan nasional.
3.Pendekatan ekonomi: Sebagai BUMN, Perhutani bertugas untuk memberikan kontribusi ekonomi melalui hasil hutan sekaligus menjaga kelestarian hutan.
Tanah Perhutani tetap merupakan milik negara, tetapi pengelolaannya diberikan secara khusus kepada Perum Perhutani untuk menjalankan mandat sesuai dengan peraturan pemerintah.
Perbedaan Utama
1.Fungsi dan Tujuan
Tanah KLHK: Berfokus pada pelestarian, konservasi, dan pengelolaan lingkungan hidup secara nasional.
Tanah Perhutani: Berfokus pada produksi kayu dan produk hutan lainnya di Jawa dan Madura.
2.Cakupan Wilayah
KLHK: Seluruh wilayah Indonesia.
Perhutani: Terbatas di Pulau Jawa dan Madura.
3.Bentuk Lembaga
KLHK: Lembaga pemerintah yang bertugas mengelola kawasan hutan negara.
Perhutani: Badan usaha milik negara yang mengelola hutan negara dengan orientasi ekonomi dan pelestarian.
Pemahaman tentang perbedaan ini penting untuk menghindari tumpang tindih dalam pengelolaan lahan dan konflik kepentingan. Dengan fungsi dan mandat yang berbeda, KLHK dan Perhutani diharapkan dapat saling melengkapi dalam menjaga kelestarian hutan dan mendukung pembangunan nasional.
Penulis: Zakar
Tags: Perbedaan Status Tanah Kementerian Kehutanan dan Tanah Perhutani
Baca Juga
-
01 Nov 2024
Kejaksaan Agung Periksa Dua Saksi dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang PT Duta Palma
-
27 Okt 2024
Kejaksaan Agung Periksa 3 Saksi dalam Kasus Korupsi dan TPPU PT Duta Palma Group
-
04 Nov 2024
Satgas SIRI Kejaksaan Agung Amankan Eks Dirjen Perkeretaapian: PB Ditetapkan Tersangka Korupsi Proyek Kereta Api Besitang-Langsa
-
02 Okt 2024
4 Fakta Terkait Kabinet Prabowo-Gibran yang Belum Rampung
-
20 Jan 2025
Pemkab Bogor Siap Dukung Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Fokus Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
-
27 Mei 2025
Pemred Siber24jam.com & Liputan08.com Tantang DPRD Kabupaten Bogor Panggil Pengelola Parkir RSUD, Pertanyakan Kepatuhan Terhadap Perbup No. 46/2024
Rekomendasi lainnya
-
28 Nov 2024
TNI Satgas Yonif 641/Bru Berikan Layanan Kesehatan Gratis di Desa Gimbis, Papua Pegunungan
-
27 Nov 2024
Jaya Sempurna Alam Kembali Dipercaya Gelar Doa Bersama Pilkada Bogor 2024
-
21 Jan 2025
Pemkab Bogor Perkuat Pencegahan Wabah PMK dengan Vaksinasi Massal 2.800 Dosis
-
23 Jul 2025
Antam Resmikan Rumah Belajar GARITAN, Dukung Pendidikan Petani dan Ketahanan Pangan di Nanggung
-
01 Mei 2025
Mantan Direktur PT RSA Resmi Ditahan, Diduga Rugikan Negara Rp237 Miliar dalam Skandal Korupsi Lahan BUMD Cilacap
-
28 Nov 2024
Jaksa Agung dan Menteri Perhubungan Bahas Penguatan Kerja Sama Strategis