Breaking News

Sakaratul Maut: Perspektif Medis dan Islam Menurut KH Achmad Yaudin Sogir

Liputan08.comKematian adalah kepastian bagi setiap makhluk hidup. Namun, bagaimana prosesnya terjadi? Apa yang berhenti lebih dulu—jantung atau otak? Dan bagaimana Islam menggambarkan sakaratul maut? KH Achmad Yaudin Sogir dalam kajiannya menjelaskan bahwa sakaratul maut adalah momen berat yang harus dipersiapkan dengan amal saleh.

Apa Itu Sakaratul Maut?

Dalam Islam, sakaratul maut adalah fase menjelang kematian yang penuh dengan penderitaan dan ujian. Rasulullah ﷺ menggambarkannya sebagai pengalaman yang sangat menyakitkan:

“Sungguh, sakaratul maut itu sangat menyakitkan.” (HR. Bukhari)

KH Achmad Yaudin Sogir menekankan bahwa sakaratul maut bukan sekadar proses biologis, tetapi juga ujian keimanan terakhir bagi seorang Muslim.

Proses Sakaratul Maut Secara Medis

Kematian bukanlah peristiwa yang terjadi seketika, melainkan melalui beberapa tahap:

1. Kehilangan Kesadaran
Orang yang sekarat mulai kehilangan kesadaran. Beberapa mengalami halusinasi atau merasakan ketenangan luar biasa, sementara yang lain merasakan ketakutan akibat penurunan fungsi otak.

2. Perubahan Pola Pernapasan
Napas menjadi tidak teratur, tersengal-sengal, atau terputus-putus (agonal breathing). Ini terjadi karena otak kehilangan kendali atas refleks pernapasan. Pernapasan melambat hingga akhirnya berhenti.

3. Berhentinya Jantung dan Sirkulasi Darah
Jantung biasanya menjadi organ pertama yang berhenti bekerja. Setelah jantung berhenti, darah tidak lagi mengalir ke seluruh tubuh, menyebabkan kekurangan oksigen yang berujung pada kegagalan organ lainnya.

4. Otak Masih Aktif Setelah Jantung Berhenti
Penelitian menunjukkan bahwa otak masih aktif selama beberapa menit setelah kematian klinis. Beberapa orang yang mengalami mati suri mengaku melihat cahaya terang atau merasakan tubuh melayang.

5. Kematian Seluruh Organ dan Tubuh
Setelah beberapa menit tanpa oksigen, sel-sel otak mulai mati secara permanen. Ini menandai kematian yang tidak bisa dipulihkan. Kulit menjadi pucat dan dingin, mata mungkin tetap terbuka tetapi tidak lagi merespons.

Persiapan Menghadapi Sakaratul Maut dalam Islam

KH Achmad Yaudin Sogir menegaskan bahwa kematian bukan akhir, melainkan pintu menuju kehidupan akhirat. Oleh karena itu, umat Muslim harus mempersiapkan diri dengan amal saleh.

Cara Menghadapi Sakaratul Maut:

1. Memperbanyak Dzikir dan Doa – Mengingat Allah agar diberikan husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik).

2. Membaca dan Mengamalkan Al-Qur’an – Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Surah Al-Mulk dapat menyelamatkan dari azab kubur.

3. Menjalin Silaturahmi dan Memohon Maaf – Meminta dan memberi maaf sebelum ajal menjemput.

4. Bersedekah dan Berbuat Baik – Amal jariyah seperti wakaf dan ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir pahalanya.

5. Menghindari Perbuatan Dosa – Meninggalkan maksiat dan bertaubat sebelum terlambat.

Sakaratul maut adalah fase terakhir kehidupan yang penuh ujian. Secara medis, jantung biasanya berhenti lebih dulu, tetapi otak masih aktif untuk beberapa saat sebelum seluruh fungsi tubuh berhenti. Dalam Islam, sakaratul maut adalah peralihan menuju akhirat, dan setiap Muslim dianjurkan untuk mempersiapkan diri dengan amal kebaikan.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Setiap jiwa akan merasakan mati. Kemudian kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut: 57)

KH Achmad Yaudin Sogir berpesan agar umat Islam senantiasa memperbaiki diri, memperbanyak amal, dan selalu mengingat kematian sebagai pengingat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Semoga kita semua diberikan husnul khatimah dan kemudahan dalam menghadapi sakaratul maut.Bogor Rabu (12/3/2025)

Tags:

Baca Juga

Rekomendasi lainnya