
Liputan08.com SEMARANG – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah terus menunjukkan komitmen tegas dalam mengungkap kasus dugaan korupsi pengadaan lahan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Cilacap Segara Artha (CSA) yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp237 miliar.
Dalam perkembangan terbaru, tim penyidik pidana khusus Kejati Jateng berhasil menyita uang tunai sebesar Rp13 miliar dari tangan Rizal Hari Wibowo. Uang tersebut diketahui merupakan uang muka pembelian pabrik beras di Klaten yang dilakukan oleh tersangka Andhi Nur Huda, Direktur PT Rumpun Sari Antan.
Penyitaan dilakukan pada Rabu (16/7/2025) dan dipublikasikan secara terbuka dalam konferensi pers di ruang Pidana Khusus Kejati Jateng. Dalam konferensi pers itu, tumpukan uang pecahan Rp100 ribu disusun di atas meja sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat.
“Asal usul uang ini diduga berasal dari hasil tindak pidana korupsi. Kami menyita dan menitipkan ke rekening resmi milik kejaksaan untuk kepentingan pembuktian di pengadilan,” ujar Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jateng, Alexander Lukas Sinuriya.
Alexander menegaskan, langkah penyitaan ini merupakan bagian dari penyelamatan keuangan negara. Selain itu, penyidik kini tengah memperluas penyidikan dengan mengkaji penerapan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terhadap tersangka utama.
“Uang hasil korupsi diduga dialirkan melalui berbagai skema, termasuk pembelian aset, untuk menyamarkan asal usulnya. Ini masuk ke ranah TPPU,” tegasnya.
Kasus ini bermula dari transaksi pembelian lahan seluas 700 hektare di wilayah Cilacap yang dilakukan PT CSA dari PT Rumpun Sari Antan dengan nilai Rp237 miliar. Meskipun pembayaran telah dilakukan secara lunas, lahan tersebut ternyata tidak dapat dikuasai karena masih berada dalam penguasaan Kodam IV/Diponegoro.
Akibat transaksi bodong tersebut, Kejati menetapkan tiga orang sebagai tersangka utama, yaitu:
Andhi Nur Huda, Direktur PT Rumpun Sari Antan.
Awaluddin Muuri, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cilacap.
Iskandar Zulkarnain, Komisaris PT CSA
Ketiganya diduga terlibat dalam skema penggelembungan nilai dan manipulasi dokumen, yang menyebabkan negara mengalami kerugian ratusan miliar rupiah.
Pihak kejaksaan menyatakan bahwa proses hukum akan terus berjalan dan terbuka untuk publik. Langkah-langkah pelacakan aliran dana dan penyitaan aset terus dilakukan agar kerugian negara dapat dikembalikan melalui jalur hukum.
“Setiap perkembangan akan kami sampaikan secara terbuka. Ini adalah bagian dari tanggung jawab moral kami untuk menjaga akuntabilitas dan kepercayaan publik,” tegas Alexander.
Tags: Geger Korupsi Tanah Cilacap: Kejati Jateng Sita Rp13 Miliar, Tiga Tersangka Terjerat TPPU
Baca Juga
-
11 Mar 2025
Terungkap! Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora Ditangkap di Banyumas
-
19 Feb 2025
Kejaksaan Agung Periksa Saksi Terkait Kasus Korupsi dan Pencucian Uang PT Duta Palma Group
-
27 Okt 2024
Kejaksaan Agung Periksa 3 Saksi dalam Kasus Korupsi dan TPPU PT Duta Palma Group
-
15 Feb 2025
Sambut Ramadhan, Partai Golkar Gelar Istighotsah, Resmikan Majelis Al-Qur’an, dan Luncurkan Kampung Ramadhan
-
26 Jan 2025
Hadirkan Kedamaian, Operasi Damai Cartenz Polri Eratkan Hubungan dengan Masyarakat Papua
-
12 Nov 2024
Pj. Bupati Bogor Hadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi II DPR RI untuk Suksesi Pilkada Serentak 2024
Rekomendasi lainnya
-
25 Des 2024
Sekda Kabupaten Bogor: Hari Ibu Jadi Momentum Mewujudkan Indonesia Emas 2045
-
19 Des 2024
Kejati DKI Jakarta Geledah Kantor Dinas Kebudayaan, Temukan Ratusan Stempel Palsu dan Dugaan Korupsi Rp 150 Miliar
-
17 Okt 2024
Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Lau Simeme dan Tol Indrapura-Kisaran, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumut
-
02 Jan 2025
Mengungkap Ciri-Ciri Penyimpangan Dana BOS di Sekolah Pentingnya Kesadaran dan Pengawasan Masyarakat
-
28 Mei 2025
Tak Ada Tempat Aman Bagi Koruptor Kejagung Periksa 8 Saksi Kasus Minyak Mentah Pertamina
-
01 Jan 2025
Panglima TNI dan Menhan RI Sambut Tahun Baru Bersama Ribuan Prajurit di Papua dengan Penuh Kehangatan