Breaking News

Sekda Bogor: Penamaan Rupabumi Harus Jaga Nilai Sejarah dan Kearifan Lokal

Liputan08.com BABAKAN MADANG – Penamaan rupabumi bukan sekadar soal identitas wilayah, melainkan bagian penting dari pelestarian sejarah, budaya, dan tata kelola administrasi yang tertib. Hal ini ditekankan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, saat mewakili Bupati Bogor membuka kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis (bimtek) penyelenggaraan nama rupabumi di Babakan Madang, Kamis (24/7/2025).

Dalam sambutannya, Sekda Ajat menekankan bahwa proses penamaan unsur geografis seperti gunung, sungai, dan pemukiman harus dilakukan dengan cermat dan penuh kehati-hatian, mengacu pada kaidah toponimi, serta mempertimbangkan nilai-nilai historis, sosial, dan budaya.

“Nama-nama rupabumi bukan hanya label geografis, tetapi mencerminkan identitas, kisah perjalanan masyarakat, dan warisan budaya yang harus kita lestarikan,” ujar Ajat.

Hadir mendampingi Sekda Ajat dalam kegiatan tersebut antara lain Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra), Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang), serta Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Bogor. Acara diikuti perwakilan perangkat daerah dan kecamatan se-Kabupaten Bogor.

Bimtek ini menghadirkan pemateri dari berbagai instansi, antara lain Surveyor Pemetaan Madya dari Badan Informasi Geospasial (BIG), Analis Kebijakan dari Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Jawa Barat, serta dari Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Cianjur.

Ajat menambahkan, kegiatan ini merupakan langkah awal penting dalam menyusun dan menata kembali penamaan rupabumi secara sistematis dan sesuai regulasi, tanpa mengabaikan kearifan lokal yang menjadi ciri khas Kabupaten Bogor.

“Saya menyambut baik kegiatan ini. Penamaan rupabumi yang tepat akan mendukung kualitas perencanaan pembangunan daerah ke depan,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan bahwa komitmen pelestarian budaya ini sejalan dengan arahan Bupati Bogor, Rudy Susmanto, yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan fisik dan pelestarian nilai-nilai sejarah serta budaya.

“Saya minta kepada peserta bimtek, lakukan yang terbaik. Jangan sampai kegiatan ini hanya jadi formalitas. Penamaan rupabumi harus berdasarkan kaidah ilmiah dan menggambarkan identitas lokal yang kuat,” pungkas Sekda Ajat.

Tags: , ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya