Breaking News

Ketua PWI Kota Bogor Tekankan Pentingnya Kepercayaan Publik terhadap Media Mainstream

Liputan08.com – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bogor, Herman Indra Budi, menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap media mainstream di tengah maraknya arus informasi yang bersumber dari media sosial. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor pada Sabtu (26/4/2025).

Pria yang akrab disapa Aldho tersebut menuturkan bahwa tantangan utama media saat ini bukan terletak pada persaingan antar-lembaga pers, melainkan pada derasnya informasi tidak terverifikasi yang beredar luas di media sosial.

“Poin pentingnya adalah saat ini media tidak sedang berperang satu sama lain, tetapi berdiri dalam posisi yang sama menghadapi media sosial. Banyak masyarakat justru lebih mempercayai informasi dari media sosial dibandingkan media arus utama,” ujar Aldho.

Ia menegaskan bahwa media mainstream memiliki tanggung jawab etis dan profesional dalam menyampaikan informasi, terutama yang bersifat sensitif seperti kasus asusila, kecelakaan, atau kekerasan. Menurutnya, perbedaan paling mencolok antara media profesional dan media sosial terletak pada penerapan kode etik jurnalistik.

“Jika terdapat korban kecelakaan dan ada visual berdarah, media mainstream akan memutuskan untuk melakukan sensor. Namun, media sosial atau media non-mainstream seringkali tidak melakukan hal tersebut. Tidak ada proses verifikasi dan klarifikasi yang menjadi standar dalam jurnalisme profesional,” lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Aldho juga memberikan pesan kepada para peserta pelatihan agar senantiasa mengasah keterampilan menulis serta memahami dan menerapkan kode etik jurnalistik. Ia meyakini bahwa setiap individu memiliki potensi dasar dalam bidang jurnalistik yang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan.

“Setiap orang memiliki dasar kemampuan jurnalistik. Tinggal diasah. Bisa melalui kursus atau pelatihan, tidak harus melalui jalur pendidikan formal. Tanpa bekal pengetahuan jurnalistik, akan sulit untuk menghasilkan karya yang berkualitas,” ungkapnya.

Aldho juga menyampaikan apresiasi terhadap peserta pelatihan yang dinilainya telah menunjukkan kemampuan dasar menulis. Ia berharap pelatihan serupa dapat dilanjutkan agar pembelajaran peserta lebih optimal.

“Alhamdulillah, saya melihat peserta sudah memiliki potensi menulis yang cukup baik. Hanya saja waktu pelatihan kali ini cukup terbatas. Saya berharap panitia dapat menyelenggarakan sesi lanjutan agar ilmu yang diterima bisa terus berkembang. Dari tulisan mereka, saya optimis akan lahir wartawan-wartawan baru yang kompeten di masa depan,” pungkasnya.

Tags:

Baca Juga

Rekomendasi lainnya