
liputan08.com CIBINONG – Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara, menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap mutu gizi dan keamanan pangan dalam Program Makanan Bergizi (MBG) untuk anak sekolah. Menurutnya, kesehatan generasi muda merupakan prioritas utama yang harus dijaga bersama.
“Program MBG ini sangat penting bagi tumbuh kembang anak-anak kita. Karena itu, pengawasan terhadap kualitas, kebersihan, dan keamanan makanan harus dilakukan secara menyeluruh agar anak-anak mendapatkan asupan yang sehat dan layak,” ujar Sastra Winara di Cibinong, Rabu (24/9/2025).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Kesehatan saat ini memang terus memperkuat pengawasan program MBG. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty, menjelaskan bahwa pengawasan dilakukan secara terpadu bersama 101 Puskesmas yang menjadi perpanjangan tangan Pemkab Bogor di wilayah.
“Kami mengawasi mulai dari kelayakan kandungan gizi menu yang disediakan, energi, protein, vitamin, mineral, hingga masa kadaluarsa dan cara penyimpanan serta distribusi bahan makanan,” jelas Fusia.
Selain pengawasan gizi, Dinas Kesehatan juga melakukan inspeksi kesehatan lingkungan (IKL), termasuk pemeriksaan kualitas air, fasilitas dapur, higienitas, sanitasi pangan, serta pembinaan kepada pihak sekolah dan penyedia makanan. Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga diberikan kepada siswa, guru, dan orang tua.
“Pemkab Bogor juga melaksanakan pelatihan keamanan pangan siap saji kepada penjamah makanan dan penanggung jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” tambahnya.
Fusia menjelaskan, guru dan kader UKS di sekolah dilatih untuk melakukan pemantauan gizi sederhana, mengenali gejala alergi atau keracunan makanan, serta memberikan pertolongan pertama bila terjadi kasus.
“Kami menyiapkan SOP penanganan cepat jika ada makanan bermasalah agar bisa segera ditangani,” ungkapnya.
Ia juga menuturkan bahwa Dinas Kesehatan mendorong pemanfaatan pangan lokal agar program MBG lebih berkelanjutan, serta terus mengkampanyekan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang sederhana namun berdampak besar pada kesehatan siswa.
Meski pengawasan diperketat, hingga kini belum ada laporan kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan di sekolah. Fusia menegaskan, upaya preventif menjadi fokus utama agar anak-anak mendapatkan makanan yang sehat, aman, dan bergizi.
“Kami lebih menekankan pada upaya preventif dan pengawasan. Kalau terjadi sesuatu, Puskesmas setempat yang akan pertama kali turun tangan sebelum dirujuk ke rumah sakit,” pungkasnya.
Tags: DPRD Kabupaten Bogor
Baca Juga
-
22 Okt 2024
Pos Walesi Satgas Yonif 641/Bru Berperan Aktif dalam Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2024 di Jayawijaya
-
18 Sep 2025
Gedung DPRD Bogor: Tempat di Mana Anggota Lebih Sulit Ditemukan dari Sinyal di Gunung
-
28 Des 2024
Kejaksaan Agung Nyatakan Banding atas Putusan Perkara Korupsi Tata Niaga Timah
-
02 Des 2024
Pj Bupati Bogor Tegaskan Integritas dan Profesionalisme dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Pilkada 2024
-
17 Des 2024
KPI IAI-N Laa Roiba Bogor Angkat Dakwah Tradisional di Panggung Media Baru Melalui Konferensi Internasional
-
09 Mei 2025
Diduga Korupsi Rp 7 Miliar, Eks Dirut PT Pagilaran Ditahan Terkait Proyek Kakao Fiktif UGM
Rekomendasi lainnya
-
15 Mei 2025
Ketua DPRD Sastra Winara Dukung Penguatan Command Center, Dorong Transformasi Layanan Publik Digital di Kabupaten Bogor
-
11 Sep 2025
Ketua TP PKK Kabupaten Bogor Tinjau Kegiatan BINDA dan Resmikan Gedung PKK di Megamendung
-
25 Nov 2024
Kejaksaan Agung Periksa Lima Saksi dalam Kasus Korupsi Impor Gula
-
16 Apr 2025
Satgas Yonif 641/Bru Bangun Kedekatan dengan Anak-anak di Apalapsili, Papua Pegunungan
-
12 Jan 2025
Pangdam I/BB Berikan Dukungan Moril kepada Keluarga Prajurit dengan Anak Berkebutuhan Khusus
-
26 Nov 2024
Pangdam I/BB Hadiri Dialog Pilkada Damai Sumut: Komitmen Bersama Sukseskan Pilkada 2024