
liputan08.com Jakarta, 11 September 2025 – Polemik seputar pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang dinilai kurang sensitif terhadap aspirasi masyarakat terus menuai perhatian publik. Kritik terbaru datang dari Dian Assafri Nasai, Sekretaris Jenderal Gerakan Mahasiswa Kasgoro, yang menyayangkan gaya komunikasi Purbaya dan menyerukan pentingnya etika berkomunikasi bagi pejabat publik.
Dalam pernyataannya, Dian menegaskan bahwa seorang menteri tidak hanya berperan sebagai pejabat teknokrat, tetapi juga sebagai wajah negara yang harus mampu menjaga empati dan kepekaan terhadap dinamika masyarakat.
“Seorang Menteri Keuangan bukan sekadar pejabat teknokrat, tetapi juga aktor publik yang harus mampu membangun kepercayaan rakyat melalui komunikasi yang jujur, terbuka, dan tidak meremehkan aspirasi konstituen. Penyataan yang menyebut tuntutan 17+8 sebagai suara ‘sebagian kecil rakyat’ adalah bentuk simplifikasi yang berbahaya terhadap kompleksitas penderitaan masyarakat,” ujar Dian.
Lebih lanjut, Dian menilai bahwa komunikasi publik yang tidak sensitif dapat merusak kepercayaan dan legitimasi sosial pemerintah. Menurutnya, setiap kata yang keluar dari pejabat negara memiliki bobot politis dan sosial yang besar, sehingga tidak bisa dianggap sebagai pendapat pribadi semata.
“Ketika seseorang diangkat menjadi pejabat negara, ia tidak lagi beroperasi sebagai individu biasa, melainkan sebagai representasi negara di mata rakyat. Maka, setiap ujaran publiknya bukan hanya dinilai secara personal, tetapi memiliki implikasi politis dan sosial yang luas,” tegasnya.
Dian juga mengajak seluruh elemen pemerintah untuk menjadikan polemik ini sebagai refleksi kolektif dalam membangun komunikasi publik yang lebih etis, empatik, dan solutif.
“Kami di Gerakan Mahasiswa Kasgoro menyerukan kepada para pejabat negara untuk meninggalkan gaya komunikasi elitis. Rakyat tidak menuntut kesempurnaan, tetapi kejujuran dan empati. Jika pemerintah ingin memperkuat legitimasi sosialnya, maka kepekaan terhadap bahasa rakyat menjadi keniscayaan,” tutup Dian.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya yang menimbulkan kontroversi. Ia juga berjanji untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat di ruang publik dan berfokus pada perbaikan kondisi ekonomi nasional.
Catatan Editor: Tulisan ini merupakan bagian dari rangkaian liputan mengenai dinamika komunikasi pejabat publik dan respons masyarakat sipil terhadap kebijakan negara. Pandangan dari tokoh-tokoh sipil seperti Dian Assafri Nasai menjadi penting dalam mendorong pembenahan komunikasi pemerintah di era keterbukaan informasi.
Tags: Dian Assafri Nasai, Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa
Baca Juga
-
19 Jun 2025
Korupsi di Dunia Pendidikan? Kejagung Periksa 8 Saksi Terkait Digitalisasi
-
15 Sep 2025
Dua Tokoh Inspiratif Bogor Raih Penghargaan dan Umroh dari Bupati: Rudy Manggala & Ayya Susi Damayanti Tuai Apresiasi atas Dedikasi Sosial
-
26 Jul 2025
Jumling di Jonggol, Wabup Jaro Ade Sampaikan Arahan Bupati Bogor dan Serap Aspirasi Warga Singajaya
-
24 Feb 2025
Cegah Tawuran Pelajar Jelang Ramadhan, Polsek Palmerah Gelar Deklarasi Damai di 10 Sekolah
-
08 Apr 2025
Pengkhianat Negara Menangis: Panen Raya Bukti Nyata Kepemimpinan Presiden Prabowo
-
23 Jan 2025
DLH Kabupaten Bogor Perketat Pengawasan Pencemaran Sungai Cikaniki Akibat Aktivitas PETI
Rekomendasi lainnya
-
05 Mar 2025
Rutan Kelas IIB Rengat dan Polsek Rengat Barat Gelar Razia, Pastikan Keamanan dan Bebas Narkoba
-
30 Sep 2025
Bupati Bogor Rudy Susmanto Dampingi Presiden Prabowo Resmikan 26.000 KPR Subsidi di Cileungsi
-
28 Mei 2025
Polda Jateng Perkuat Sinergi Tertibkan Juru Parkir Demi Lindungi UMKM dari Premanisme
-
09 Mei 2025
Bupati Bogor Apresiasi Tindakan Tegas Aparat Berantas Premanisme dan Praktik Mata Elang
-
26 Apr 2025
17.428 Prajurit TNI AD Resmi Dilantik, Siap Berdiri di Garda Terdepan untuk Negeri
-
11 Mar 2025
Bupati Bogor Rudy Susmanto Tinjau Posko Banjir Bojongkulur, Wamendagri Pastikan Mitigasi Berjalan Optimal