Breaking News

Tertusuk Parang Diselamatkan Loreng Prajurit TNI Jahit Luka Rakyat di Tengah Sunyi Pegunungan

Liputan08.com – Di sudut sunyi pegunungan Papua, saat harapan nyaris terputus oleh tajamnya parang dan gelapnya keterisolasian, tangan-tangan prajurit TNI hadir bukan untuk bertempur, tapi untuk menyelamatkan nyawa. Pada Selasa (4/6/2025), Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti melalui Pos Pintu Jawa kembali menunjukkan bahwa di balik loreng tempur, tersimpan nurani dan keberanian sejati.

Seorang pemuda bernama Yotam, warga Kampung Geligi, datang tertatih dengan luka menganga di kakinya akibat sabetan parang. Darah membasahi langkahnya. Namun bukan ke puskesmas ia menuju, karena fasilitas itu telah lama ditinggalkan. Ancaman dan intimidasi dari kelompok TPNPB memaksa tenaga kesehatan hengkang, meninggalkan kampung dalam kekosongan layanan medis.

Di tengah kekosongan itulah, Pos Pintu Jawa berdiri menjadi harapan terakhir. Di sana, prajurit kesehatan Serda Lijan bertindak cepat. Tanpa ruang operasi atau perlengkapan lengkap, ia menjahit luka Yotam di bawah tenda darurat, bermodalkan keahlian, ketenangan, dan tekad yang tak tergoyahkan.

“Ini bukan soal siapa yang datang meminta bantuan, tapi soal kemanusiaan. Selama kami masih berdiri di tanah ini, rakyat tidak boleh merasa sendirian,” ujar Letda Inf Risal, Danpos Pintu Jawa, tegas namun penuh empati.

Tujuh jahitan menutup luka di kaki Yotam. Namun yang lebih berarti adalah jahitan yang menyatukan kembali kepercayaan masyarakat terhadap negara. Bukan hanya fisik Yotam yang tertolong, tetapi juga semangatnya untuk hidup, untuk percaya, dan untuk berharap.

Prajurit Yonif 700/WYC tidak hanya menjaga batas wilayah. Mereka hadir sebagai penjaga nyawa, penjaga harapan, dan penjaga keutuhan bangsa dari pelosok terjauh negeri.

Autentikasi: Pen Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 700/Wira Yudha Cakti
Edit:Zakar

Tags:

Baca Juga

Rekomendasi lainnya