Breaking News

Patriotisme dalam Aksi Nyata Refleksi Hari Lahir Pancasila Bersama Komandan Batalyon C Resimen I Pasukan Pelopor, Komisaris Polisi Muhammad Rachmad SH, MH

Liputan08.com – Dalam momentum peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2025, tim redaksi Siber24jam.com dan Liputan08.com melakukan kunjungan eksklusif ke Markas Komando Batalyon C Resimen I Pasukan Pelopor Korps Brimob Mabes Polri, yang berlokasi di Kedung Halang, Kota Bogor, Senin, 2 Juni 2025.

Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, melainkan upaya mendalam untuk menggali makna filosofis dan implementasi Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan nyata, khususnya dari sudut pandang pasukan elit Polri yang berada di garda terdepan dalam menjaga keamanan negara.

 

Dalam suasana penuh keakraban namun tetap formal, tim redaksi berhasil mewawancarai secara eksklusif Komandan Batalyon C, Komisaris Polisi Muhammad Rachmad, SH, MH. Wawancara ini membuka ruang dialog panjang dan bernas mengenai nilai-nilai Pancasila yang bukan hanya dijunjung, tetapi juga dihidupkan dalam keseharian para anggota Brimob.

Pancasila: Bukan Sekadar Ideologi, Tapi Jalan Hidup

“Pancasila bagi kami bukan hanya teks atau jargon politik. Ia adalah napas yang menghidupi seluruh langkah pengabdian kami,” ujar KOMPOL Muhammad Rachmad membuka sesi wawancara.

Beliau menekankan bahwa kelima sila dalam Pancasila tidak hanya dihafal oleh anggota Brimob, tetapi ditanamkan secara mental dan spiritual melalui pembinaan internal yang berkelanjutan. Menurutnya, penguatan nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan adalah fondasi moral bagi setiap personel Brimob.

“Dalam operasi, kami tidak hanya membawa senjata, tapi juga membawa nurani. Kami harus tahu kapan harus tegas, dan kapan harus mengedepankan pendekatan humanis. Itu semua berpijak pada Pancasila,” tegasnya.

Menyikapi Tantangan Zaman: Pancasila di Era Digital dan Polarisasi Sosial

KOMPOL Rachmad menggarisbawahi pentingnya aktualisasi Pancasila di tengah zaman yang penuh tantangan, termasuk era digital, polarisasi sosial, dan tantangan terhadap persatuan bangsa.

“Sekarang ini ancaman terhadap persatuan bangsa tidak lagi hanya berupa senjata. Hoaks, ujaran kebencian, dan disinformasi adalah senjata baru yang menggerogoti nilai kebangsaan dari dalam. Maka, Brimob harus cerdas secara digital dan tangguh secara ideologis,” ujarnya lugas.

Ia menjelaskan bahwa pasukannya kini bukan hanya dilatih secara fisik dan taktik, tetapi juga secara ideologis melalui penguatan wawasan kebangsaan dan literasi digital.

Brimob Sebagai Pelindung Nilai-Nilai Pancasila

Dalam sesi tanya jawab, Komandan Rachmad juga memaparkan peran strategis Korps Brimob sebagai pilar pertahanan internal negara yang menjaga keutuhan NKRI dan nilai-nilai Pancasila. Ia mengilustrasikan peran Brimob dalam menjaga ketertiban di daerah rawan konflik, serta keterlibatannya dalam tugas-tugas kemanusiaan seperti penanganan bencana.

“Pasukan kami bukan hanya pelindung keamanan, tetapi juga pelindung nilai. Kami hadir untuk memastikan bahwa sila kedua — Kemanusiaan yang Adil dan Beradab — betul-betul terasa, khususnya bagi masyarakat yang tertimpa musibah atau berada dalam ketidakadilan,” ungkapnya.

Menanamkan Pancasila Sejak Dini: Pendidikan Kader dan Keluarga Brimob

KOMPOL Rachmad juga berbicara tentang pentingnya penanaman nilai Pancasila sejak dini, termasuk di lingkungan keluarga anggota Brimob. Ia menginisiasi program “Keluarga Patriot”, yang bertujuan untuk membentuk lingkungan keluarga yang harmonis, religius, dan nasionalis.

“Ketahanan keluarga adalah basis dari ketahanan negara. Kami ingin setiap rumah tangga anggota Brimob menjadi benteng Pancasila yang pertama,” tuturnya penuh semangat.

Pesan untuk Generasi Muda: Jadilah Patriot di Era Modern

Mengakhiri wawancara, KOMPOL Muhammad Rachmad menyampaikan pesan khusus untuk generasi muda Indonesia:

“Pancasila adalah warisan paling berharga yang dimiliki bangsa ini. Ia bukan hanya untuk dihafalkan dalam upacara, tetapi untuk dijalankan dalam hidup sehari-hari. Jadilah patriot di bidangmu masing-masing, entah itu teknologi, seni, pertanian, atau pendidikan. Karena mencintai Indonesia tidak melulu dengan senjata, tapi dengan karya dan keteladanan.”

Wawancara ini menjadi refleksi mendalam bahwa Hari Lahir Pancasila bukan hanya perayaan seremonial. Ia adalah pengingat akan komitmen dan tanggung jawab seluruh elemen bangsa — termasuk Brimob — untuk menjaga, mengamalkan, dan mewariskan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi mendatang.

Pancasila hidup di dada mereka yang memilih jalan pengabdian tanpa pamrih. Dan di markas Kedunghalang ini, semangat itu terasa begitu nyata.

Laporan Khusus oleh:
Tim Redaksi Siber24jam.com & Liputan08.com

Tags: , ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya