
Liputan08.com Jakarta – Sejak Presiden Prabowo Subianto mulai memimpin, kebijakan tegas dalam berbagai sektor, termasuk hukum, mendapat apresiasi luas. Namun, kini perhatian publik tertuju pada sektor pendidikan, khususnya terkait transparansi anggaran. Masyarakat mempertanyakan besaran dana pendidikan yang diterima oleh setiap siswa dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi, yang hingga kini tidak diumumkan secara jelas.
Sejumlah kepala sekolah mengakui bahwa anggaran yang dikucurkan pemerintah sebenarnya lebih dari cukup untuk menciptakan pendidikan berkualitas, bahkan tanpa perlu program makan siang gratis. Namun, dugaan ketidakterbukaan dalam pengelolaan dana tersebut memicu pertanyaan besar.
Seorang kepala sekolah yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dikirim langsung ke rekening sekolah tidak pernah diumumkan secara terbuka. Bahkan, ia menduga ada unsur kesengajaan dalam menyembunyikan jumlah anggaran yang diterima.
“Sebetulnya, anggaran dari pemerintah itu sangat besar. Untuk SD saja sekitar Rp1,3 juta per murid per bulan, SMP Rp1,6 juta, dan SMA Rp1,9 juta. Jika satu sekolah SD memiliki 300 murid, berarti sekolah tersebut menerima Rp390 juta per bulan, dan dana ini dikirim setiap tiga bulan. Jumlah ini lebih dari cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk mendatangkan guru berkualitas maupun membiayai program makan siang gratis. Namun, kenyataannya, banyak kepala sekolah yang merahasiakan angka tersebut,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa anggaran pendidikan yang berasal dari APBN seharusnya diumumkan secara terbuka kepada guru, siswa, dan masyarakat untuk mencegah potensi penyalahgunaan.
“Yang dari APBN itu langsung ditransfer ke rekening sekolah, tetapi tidak ada transparansi. Kepala sekolah dan bendahara seolah-olah menyembunyikan angka sebenarnya. Jika ditanya, mereka hanya menyebut bahwa dana tersebut berasal dari kabupaten atau provinsi dengan jumlah yang bervariasi. Padahal, jika dikelola dengan jujur, tidak perlu ada sekolah yang rusak atau murid yang kesulitan mendapatkan fasilitas belajar,” tambahnya.
Ketua Umum Front Revolusi Rakyat Anti-Korupsi (FRRAK), Duel Syamson Sambar Nyawa, SH, MH, mengecam keras dugaan ketidakterbukaan dalam pengelolaan dana BOS dan mendesak aparat penegak hukum untuk segera menyelidiki potensi korupsi di sektor pendidikan.
“Saya sangat geram! Dana pendidikan yang dikucurkan negara itu sangat besar, tapi kenapa dunia pendidikan kita masih begini? Kenapa masih ada sekolah rusak, siswa ditahan ijazahnya, dan kualitas pendidikan stagnan? Dengan anggaran sebesar ini, seharusnya tidak ada lagi masalah infrastruktur sekolah, apalagi anak putus sekolah!” tegasnya saat ditemui di kantornya di Jakarta, Sabtu (8/2/2025).
Duel Syamson menuntut keterbukaan penuh dalam pengelolaan dana pendidikan dan meminta Presiden Prabowo Subianto segera mengambil langkah tegas.
“Saya menuntut keterbukaan! Negara menggelontorkan triliunan rupiah untuk pendidikan, tetapi ke mana uangnya? Saya meminta Presiden Prabowo Subianto segera bertindak. Setiap sekolah harus diperiksa, dan jika ditemukan indikasi korupsi, hukum harus ditegakkan tanpa kompromi!” tandasnya.
Ketua Tim 8 Kabupaten Bogor, Amirdin Latupono, juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana BOS. Ia menegaskan bahwa informasi mengenai anggaran pendidikan harus sampai ke Presiden Prabowo agar sistemnya dapat diperbaiki secara menyeluruh.
“Saya berharap informasi ini segera sampai ke Presiden Prabowo Subianto agar sistem penerimaan dana BOS diubah total! Tidak boleh lagi hanya kepala sekolah dan bendahara yang tahu besaran dana yang masuk. Seluruh guru, siswa, orang tua, dan bahkan media harus bisa mengakses informasi ini secara transparan,” tegasnya.
Menurutnya, selama ini celah korupsi terbuka lebar karena kurangnya pengawasan.
“Dana BOS langsung ditransfer ke rekening sekolah, dan kepala sekolah serta bendahara memiliki kuasa penuh atas penggunaannya. Ini berbahaya! Jika dibiarkan, potensi penyalahgunaan anggaran semakin besar. Kita butuh regulasi baru agar dana BOS dikelola secara transparan dan akuntabel,” ujarnya.
Ketika tim Siber24Jam.com dan Liputan08.com mencoba mengonfirmasi kepada beberapa kepala sekolah terkait besaran dana BOS dari APBN, mereka kompak tidak mengakui angka yang disebutkan. Para kepala sekolah hanya menjelaskan mengenai bantuan dana BOS dari kabupaten dan provinsi, sementara informasi mengenai dana dari pusat tetap tertutup rapat.
Situasi ini semakin menguatkan dugaan bahwa transparansi anggaran pendidikan masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Jika tidak ada langkah tegas dari pemerintah, potensi penyalahgunaan anggaran di sektor pendidikan akan terus terjadi, merugikan jutaan siswa yang berhak mendapatkan fasilitas belajar yang layak.
Pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, diharapkan segera mengambil tindakan konkret agar dana pendidikan yang besar benar-benar digunakan untuk kepentingan siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Penulis:Zakar
Tags: Transparansi Dana BOS Dipertanyakan Benarkah Anggaran Pendidikan Disembunyikan?
Baca Juga
-
28 Des 2024
Satgas Yonif 641/Bru Berbagi Sembako, Warga Distrik Kelila Sambut Hangat
-
16 Apr 2025
Rutan Rengat Gelar Razia Malam, Tegaskan Komitmen Bebas Halinar
-
13 Feb 2025
Kejagung Periksa Saksi Dugaan Suap Penanganan Kasus Ronald Tannur, Siapa yang Terlibat?
-
12 Sep 2025
Bupati Bogor Serukan ASN Hidup Sederhana dan Tidak Pamer Kekayaan: Wujud Empati dan Teladan bagi Masyarakat
-
25 Apr 2025
Dorong Pemerataan Pendidikan, Disdik Bogor Tutup Brilliant Expedition di Malasari dengan Komitmen Bangun SMP
-
28 Apr 2025
Adhyaksa International Run 2025: Wujud Solidaritas ASEAN dan Komitmen Pelestarian Lingkungan
Rekomendasi lainnya
-
27 Agu 2025
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Dukung Penuh Bakti Sosial dan Kesehatan Polri untuk Warga
-
01 Mei 2025
KPI Bergerak Suarakan Salam Cinta di Hari Buruh Internasional
-
08 Apr 2025
Usai Libur Lebaran, Bupati Bogor Rudy Susmanto Sidak RSUD dan Sekolah, Tegaskan Komitmen Bangun Layanan Publik Berkualitas
-
24 Feb 2025
Optimalisasi Dana Desa, Jaro Ade Sosialisasikan Perbup BHPRD untuk Tingkatkan Potensi Pajak di Kabupaten Bogor
-
05 Apr 2025
Pererat Sinergi TNI dan Warga Papua Satgas Yonif 131/BRS Gelar Layanan Kesehatan Gratis di Kampung Mosso
-
31 Jan 2025
Polisi Dalami Penyebab Kebakaran Glodok Plaza 14 Saksi Diperiksa