Breaking News

Banjir Bandang dan Longsor Terjang Cukuh Balak, Warga Tanggamus Terisolasi dan Butuh Bantuan Mendesak

Liputan08.com TANGGAMUS, Lampung – Banjir bandang yang dipicu oleh hujan lebat tanpa henti sejak Rabu (30/7/2025) sore melanda sejumlah desa di Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Dua sungai besar, Wai Sikhing dan Wai Balak, meluap dan menghantam permukiman warga hingga menyebabkan kerusakan parah dan memutus akses jalan utama.

Hujan deras mulai mengguyur sejak pukul 16.00 WIB. Air dari Sungai Wai Sikhing sempat surut pada pukul 18.00 WIB, namun sekitar pukul 21.00 WIB banjir bandang yang lebih besar melanda hingga baru benar-benar surut pada pukul 23.00 WIB. Ketinggian air yang masuk ke rumah warga mencapai 30 sentimeter hingga 1 meter.

“Air masuk begitu cepat, kami tidak sempat menyelamatkan banyak barang. Televisi, kulkas, motor, semua terendam. Ini banjir terparah yang pernah saya alami,” ungkap Ahmad Bilin, salah seorang warga Desa Pekondoh, dengan nada sedih.

Selain banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik di wilayah Cukuh Balak, tepatnya di Khuguk dan Batang Cumuk. Longsor menutup akses jalan sehingga kendaraan dari Pemda Tanggamus menuju Cukuh Balak tidak dapat melintas. Situasi ini membuat bantuan bagi warga terdampak menjadi terhambat.

Warga Mendesak Bantuan Segera

Hingga Kamis (31/7/2025) dini hari, banyak warga masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Mereka sangat membutuhkan bantuan berupa sembako, pakaian, dan selimut.

“Kami benar-benar membutuhkan bantuan segera dari pemerintah daerah. Bahan makanan pokok sudah menipis, anak-anak kedinginan, akses jalan pun tertutup. Tolong jangan hanya melihat dari jauh, kami mohon tindakan cepat,” pinta Ahmad Bilin dengan suara bergetar.

Ketua Umum Perkumpulan Mahasiswa Peduli Hukum, Ali Wardana, juga mendesak Pemkab Tanggamus agar bergerak cepat dan tidak hanya menangani kondisi darurat, tetapi juga menyiapkan langkah jangka panjang.

“Ini bukan sekadar bencana biasa. Kerusakan lingkungan akibat pembukaan hutan lindung dan perambahan hutan adalah penyebab utama yang harus segera ditindak. DPRD dan Pemda Tanggamus jangan diam saja. Tegakkan hukum bagi siapa pun yang merusak hutan, karena masyarakat yang akhirnya menanggung derita,” tegas Ali Wardana dengan suara lantang.

Perlu Penanganan Jangka Panjang

Ali menambahkan bahwa selain bantuan jangka pendek, Pemkab Tanggamus perlu merancang program mitigasi bencana yang lebih serius. “Banjir dan longsor ini jelas akibat daya dukung lingkungan yang melemah. Jika tidak ada rehabilitasi hutan dan penataan sungai, peristiwa serupa akan terus terjadi setiap musim hujan,” tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan, akses jalan menuju Kecamatan Cukuh Balak masih terputus di beberapa titik akibat longsor. Tim BPBD Tanggamus dan relawan disebut tengah berupaya membuka jalur tersebut.

Masyarakat berharap pemerintah daerah segera mengirimkan bantuan logistik dan melakukan normalisasi sungai untuk mencegah bencana susulan.

 

Reporter: Rustam Ramli

Tags: ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya